Samarinda
adalah kota impian, kota yang menyandang
jabatan sebagai ibukota provinsi Kalimantan Timur ini mempunyai Slogan
”SAMARINDA KOTA TEPIAN” Teduh, Rapi, Aman dan Nyaman.
Makna dari slogan tersebut adalah harapan agar Samarinda menjadi kota yang Teduh, Rapi dan enak dipandang, aman dari berbagai musibah dan nyaman untuk masyarakat yang menetap ataupun hanya sekedar singgah.
Sebelum anda mengenal jauh apa pariwisata yang ada di Samarinda, makanan khas yang ada di Samarinda dan juga kebudayaan warga kota samarinda, saya akan menjelaskan fakta-fakta yang terjadi di kota tepian ini.
Makna dari slogan tersebut adalah harapan agar Samarinda menjadi kota yang Teduh, Rapi dan enak dipandang, aman dari berbagai musibah dan nyaman untuk masyarakat yang menetap ataupun hanya sekedar singgah.
Sebelum anda mengenal jauh apa pariwisata yang ada di Samarinda, makanan khas yang ada di Samarinda dan juga kebudayaan warga kota samarinda, saya akan menjelaskan fakta-fakta yang terjadi di kota tepian ini.
1. Kota Industri
Kota ini memang memiliki banyak tempat untuk dijadikan sebagai objek wisata.
Namun, sebenarnya Samarinda lebih identik dengan kota industri. Banyak
orang yang memilih Samarinda sebagai tempat mereka mengadu nasib.
Kebanyakan dari mereka memilih tinggal di Samarinda untuk berkerja
karena alasan tingginya upah minimum kerja kota ini. Ya, UMK kota
samarinda tahun 2014 sebesar Rp. 1.999.000. Biaya hidup di kota ini juga
lebih mahal dibandingkan dengan di daerah lain. Misalnya saja untuk
makan malam, rata-rata kami menghabiskan Rp. 20.000 untuk sekali makan.
Kota ini berbeda tipe dengan Bali, Raja Ampat atau Pulau Derawan yang
lebih terkenal karena wisatanya.
2. Bahasa yang unik
"Aku handak ke pasar kena, paling be-taksi aja. Aku kada ada motor."
Bagi kalian yang bukan berasal dari Samarinda, pasti cukup asing
terdengar jika ada Ibu yang ingin ke pasar menggunakan taksi. Padahal
maksud disini taksi adalah sebutan untuk angkot. Seperti yang pernah
saya beri tahu kepada Anda sebelumnya, Samarinda memiliki keanekaragaman
suku. Ada kosa kata yang akrab dengan masyarakat namun masih asing
untuk para wisatawan. Seperti contohnya, kami terbiasa menambahkan kata
"kah" di akhir kalimat tanya. Jika Anda berniat untuk ke Samarinda, saya
sarankan Anda untuk mempelajari sedikit kosa kata yang sering kami
warga Samarinda gunakan. Berikut contoh contohnya.
Ikam = Kamu, Anda
Kada = Tidak
Taksi = Angkot
Bulik = pulang
Handak = Mau
Kena = Nanti
3. Punya sungai di tengah kota
sumber gambar: wikipedia.org
Samarinda semakin menjadi kota yang indah karena kota ini terbelah
menjadi dua bagian karena terdapat sungai di tengah kota. Sungai ini
bernama sungai Mahakam. Kalau Anda dari Balikpapan, Anda pasti akan
melintasi sungai ini. Sungai yang berwarna kuning ke emasan ini biasa
dilintasi oleh kapal kapal pengangkut batu bara atau perahu kecil untuk
melintasi sungai. Sungai ini memiliki daya tarik tersendiri bagi kami.
Teduhnya suasana disekitar pinggiran sungai membuat kami nyaman melihat
ke arah sungai. Sebuah tempat yang sangat ideal untuk berkumpul bersama
teman maupun menenangkan diri. Bahkan ada mitos yang mengatakan kalau
"Sekali meminum air Mahakam pasti akan kembali ke sini".
4. Nasi kuning setiap pagi
Walaupun nasi kuning bukan makanan khas Samarinda, tapi nasi kuning sudah menjadi bagian dari kota kami. Hampir di seluruh wilayah Samarinda terdapat penjual nasi kuning setiap pagi. Ini karena warga Samarinda suka dengan makanan yang satu ini. Nasi kuning memang sudah menjadi makanan setiap pagi kami dari sejak dulu. Berbeda dengan nasi kuning dari daerah lain, cita rasa nasi kuning dari Samarinda lebih gurih dan kaya akan bumbu. Untuk Anda yang sedang berkunjung ke Samarinda, Anda harus ke kampung nasi kuning untuk menyantapnya.
5. Belum memiliki bandara
Samarinda adalah ibu kota dari Kalimantan Timur. Namun, bandara internasional provinsi ini justru terletak di kota Balikpapan. Inilah faktor yang membuat akses ke kota Samarinda menjadi lebih rumit. Walaupun belum memiliki bandara kelas internasional, kami masih menantikan Bandara samarinda baru sudah akan beroperasi mulai Maret 2015. Tentu akan menjadi suatu kemudahan untuk Anda yang ingin berkunjung ke sini. Kami juga mengharapkan agar bandara ini selesai sesuai dengan apa yang telah dijanjikan karena kami sudah tidak sabar menanti kehadiran Anda di kota Tepian.
6. Sering terjadi banjir
sumber gambar: kompasiana.com
Secara geografis, Samarinda memang aman dari bencana gunung berapi,
tsunami maupun gempa bumi. Tetapi ketika hujan deras berlangsung lama,
banjir akan melanda beberapa titik di kota Samarinda. Inilah masalah
klasik kota ini. Memang bencana ini bukan sepenuhnya salah alam, bisa
saja ini adalah akibat dari ulah kami sendiri.
7. Belum pernah mendapat piala Adipura
Jujur saja, banyak masyarakat kota Samarinda yang menginginkan piala adipura. Gelar kota paling bersih dan rapi se-Indonesia. Kami iri dengan warga Balikpapan yang hampir setiap tahun mendapatkan piala itu. Samarinda memang belum pernah mendapatkan adipura, penghargaan yang sering diterima Balikpapan. Selain sering terjadi banjir, mungkin kesadaran masyarakat Samarinda masih kurang akan pentingnya lingkungan.
8. Suka mencoba hal yang baru
Strategi pemasaran terbaik untuk warga Samarinda adalah dengan menggunakan teknik dari mulut ke mulut. Dengan modal sugesti orang lain, warga Samarinda rela mengantri sepanjang 200 meter hanya demi mendapatkan makanan yang sedang ramai diperbincangkan masyarakat. Setelah semua warga mencobanya, warga akan menilai. Jika memang enak mereka akan kembali membelinya, namun jika tidak, produk itu ditinggalkan. Orang-orang Samarinda jauh lebih tertarik membeli suatu produk yang berdasarkan testimoni teman dari pada sekedar baliho yang tersebar dimana mana. Mereka yang sukses dengan strategi ini adalah bakso bakar dan roti durian.
9. Pemadaman listrik
Ketika ibu kota heboh dengan pemadaman listrik selama 4 jam, masyarakat bahkan media nasional mengkritik Jakarta yang mengadakan pemadaman bergilir. Lihatlah Samarinda teman, kami telah akrab sekali dengan mati lampu. Apakah ini dapat dikatakan adil?
Pemadaman listrik di Samarinda selalu terjadi 3 kali dalam satu minggu. Sementara durasi satu kali mati lampu bisa mencapai 12 jam. Hal inilah yang membuat kami menjadi tidak nyaman. Karena banyak sekali perkerjaan yang harus menggunakan listrik. Kami butuh listrik untuk memasak, mengisi daya baterai di handphone sampai mencuci pakaian. Entahlah sampai kapan masalah ini berlangsung.
10. Oleh oleh khas
sumber gambar: ub.ac.id
Sebagai kota yang memiliki beragam budaya, Samarinda mempunyai oleh-oleh khas yang bisa Anda bawa ke daerah asal Anda. Makanan khas berikut adalah makanan ringan yagn cocok untuk di jadikan oleh-oleh untuk anda yang mengujungi Samarinda :
- Amplang
- Lempok Durian
- Roti Durian
- Kue batu bara
Setelah kita melihat fakta-fakta dari kota Samarinda marilah kita mengenal budaya apa yang ada di Samarinda.
MENGENAL BUDAYA DI SAMARINDA
gambar: kidangkanaka.com
Berbeda dengan daerah-daerah yang lain, tidak ada yang namanya suku asli
Samarinda seperti Bandung dengan Sunda, Surabaya dengan Jawa atau
Makassar dengan mayoritas suku Bugis. Samarinda adalah kota dengan
beragam suku dan beragam agama. Mayoritas warga disini adalah pendatang
dari daerah lain seperti suku Jawa, Dayak, Kutai, Bugis dan yang paling
dominan adalah Banjar. Keberagaman suku itu membuat kami bergabung
menjadi satu sebutan. Orang Samarinda.
Dengan beragam suku, Samarinda adalah kota yang aman untuk siapapun. Kota ini bahkan terkenal dengan perdamaiannya. Coba saja Anda perhatikan, jarang sekali Anda temukan di media-media nasional meliput kericuhan yang terjadi di Samarinda. Di sini memang jarang terjadi ricuh baik karena perbedaan antar suku, agama atau lain sebagainya. Kami di sini saling bertoleransi satu sama lain.
Hal yang mungkin membuat warga Samarinda rukun adalah karena orang di sini mempunyai slogan "Kada Jadi Baras." atau dalam bahasa Indonesia berarti "Tidak menjadi beras." Maksud dari slogan ini adalah untuk apa kita ricuh kalau tidak ada hasilnya. Entah dari kapan slogan tidak tertulis itu melekat dengan masyarakat. Namun dampak positifnya adalah warga di Samarinda menjadi tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal yang membuat suasana kota menjadi tidak kondusif. Slogan itu juga yang membuat warga Samarinda sebagai warga yang cuek dengan isu isu sekitar.
Walaupun kami memiliki slogan tidak menjadi beras, bukan berarti kami adalah warga yang pelit. Bahkan kami punya budaya lain yang sering kami sebut beredaan. Untuk mengenalkan apa yang dimaksud budaya beredaan, saya akan memberikan contohnya unduk Anda.
Dengan beragam suku, Samarinda adalah kota yang aman untuk siapapun. Kota ini bahkan terkenal dengan perdamaiannya. Coba saja Anda perhatikan, jarang sekali Anda temukan di media-media nasional meliput kericuhan yang terjadi di Samarinda. Di sini memang jarang terjadi ricuh baik karena perbedaan antar suku, agama atau lain sebagainya. Kami di sini saling bertoleransi satu sama lain.
Hal yang mungkin membuat warga Samarinda rukun adalah karena orang di sini mempunyai slogan "Kada Jadi Baras." atau dalam bahasa Indonesia berarti "Tidak menjadi beras." Maksud dari slogan ini adalah untuk apa kita ricuh kalau tidak ada hasilnya. Entah dari kapan slogan tidak tertulis itu melekat dengan masyarakat. Namun dampak positifnya adalah warga di Samarinda menjadi tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal yang membuat suasana kota menjadi tidak kondusif. Slogan itu juga yang membuat warga Samarinda sebagai warga yang cuek dengan isu isu sekitar.
Walaupun kami memiliki slogan tidak menjadi beras, bukan berarti kami adalah warga yang pelit. Bahkan kami punya budaya lain yang sering kami sebut beredaan. Untuk mengenalkan apa yang dimaksud budaya beredaan, saya akan memberikan contohnya unduk Anda.
Pagi itu Mahmud disuruh Ibunya untuk membeli gula pasir untuk ayahnya yang ingin meminum kopi. Ayah telah terbiasa untuk meminum kopi sebelum berangkat kerja. Karena Mahmud adalah anak yang sopan dan tidak suka membantah perintah orang tua, ia pergi ke warung dengan celana jins biru dan juga baju kemeja seharga Rp.500.000 yang diskon 90% di midnight sale salah satu mall di samarinda. Setelah sampai di warung mulailah percakapan dengan acil penjaga warungBegitulah budaya yang kami namakan beredaan. Bukan hanya penjual saja yang bisa beredaan, namun pembeli juga sering melakukannya. Tidak ada yang merasa ditipu atau dibodohi. Kami telah terbiasa dengan budaya beredaan seperti itu.
"Cil, ada gula kah? saya beli 1 kg."
"Ada Mud, bentar lah." Acil mengenal Mahmud karena warung yang didatanginya hanya berjarak 150 meter dari rumahnya.
"Nih Mud, Rp. 9.800" Mahmud lalu mengeluarkan uang Rp.10.000 yang diberi ibunya tadi.
"Nggak ada angsulnya mud, kayak gimana ini?"
"Oh, yasudah cil. Beredaan aja" Mahmud mengatakannya dengan ikhlas.
"Ya udah mud, makasih lah."
Berbicara mengenai penampilan, kata teman saya yang dari luar daerah. Pakaian orang Samarinda sudah cukup up to date bahkan cenderung menggunakan produk yang branded. Menurut saya hal ini bisa saja terjadi karena rata-rata pendapatan warga Samarinda sudah cukup tinggi. Bahkan menurut badan pusat statistik, Kalimantan Timur adalah provinsi dengan PDRB Tertinggi di indonesia.
Walaupun pakaian warganya tergolong modern, di Samarinda jarang sekali ada orang yang berani menggunakan pakaian yang terlalu terbuka seperti rok pendek. Ini dikarenakan cuaca di samarinda panas dan juga orang Samarinda tergolong sopan.
Itulah sedikit pandangan saya tentang kebudayaan kota Samarinda. Karena selama 17 tahun, saya telah menjadi bagian dari kota ini. Mudah mudahan bebrapa budaya orang Samarinda ini berguna untuk menambah pengetahuan Anda yang mungkin akan traveling ke ibu kota Kalimantan Timur ini.
sumber : http://kunjungisamarinda.blogspot.com/2014/07/10-fakta-tentang-kota-samarinda.html
Terakhir, saya akan menjeleskan apa saja makanan khas dari kota tepian ini yang wajib anda coba:
1. Amplang Samarinda
Sebenarnya
amplang emang banyak di jual di daerah Indonesia, seperti Jawa timur, Sumatera
Barat, dan masih banyak lagi. Tetapi amplang dari Samarinda mempunyai rasa yang
tidak ada bandingannya, mungkin dari sisi bahan-bahan sudah beda dari yang
lain, dan cara pembuatan-nya juga beda dari amplang amplang yang lain.
Rasakan kriuknya dan gurihnya kerupuk berbahan dasar tepung dan ikan ini. Dijamin ketagihan
Rasakan kriuknya dan gurihnya kerupuk berbahan dasar tepung dan ikan ini. Dijamin ketagihan
2. Kue Ilat Sapi
Mungkin bagi anda yang mendengar kata "Kue Ilat Sapi" pasti merasa aneh dan bahkan sampai berpikir ini kue pasti berbahan dasar sapi, tapi sebenarnya tidak, kue ilat sapi ini adalah kue yang berbahan dasar tepung dan gula merah.
Rasanya yang enak menjadikannya sebagai produk oleh-oleh Samarinda untuk keluarga ataupun rekan di tempat tujuan.
Produk olahan dari tepung sagu ini
merupakan produk oleh-oleh sejak zaman dahulu. makanan khas Samarinda ini
adalah sejenis kue kering yang bentuknya unik dan imut seperti buah kemiri,
makanya disebut Keminting.
Dibuat dari bahan dasar tepung terigu dengan tekstur yang nampak keras diluar namun renyah ketika digigit. Meskipun tidak sepopuler Amplang atau Ilat Sapi, tapi karena rasanya yang enak membuat kue ini banyak dicari sebagai oleh – oleh dari Samarinda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar